Lobster Dahulunya Adalah Kecoak Laut yang Dibuang

Lobster Dahulunya Adalah Kecoak Laut yang Dibuang

Dahulu Lobster Sangat Murah


Hey fooders? Bukankah fooders setuju jika harga satu ekor hewan bercapit merah cukup mahal? Bukan kepiting, ini adalah krustasea jenis lain yang memiliki ekor seperti kipas. Lobster memang lezat, apalagi kalau diolah dengan cara sederhana, seperti dipanggang dengan mentega, bawang putih, dan rosemary, waaahhh rasa manis daging lobster dan gurihnya mentega pasti membuat fooders tidak ingin untuk makan, maksudnya hanya makan satu kali saja. Tetapi apa fooders tahu, jika dulu lobster bukanlah hewan laut yang dihidangkan dengan harga yang mahal. Melainkan lobster menjadi salah satu hidangan para penghuni penjara lho! Lalu mengapa sekarang harganya jadi sedikit pricey ya? Apa mungkin karena orang-orang baru menyadari kelezatan dari hewan laut yang mirip dengan kepiting setengah ikan ini ya?




"Kurangi jatah lobster dalam makanan kami!", kurang lebih itu lah yang diteriakkan oleh para warga Massachusetts ketika melakukan demonstrasi, mereka sudah tidak tahan jika harus terus memakan lobster setiap hari. Berlimpahnya lobster membuat para nelayan menjadikan daging lobster sebagai umpan nih fooders, bahkan jika masih tersisa, mereka harus membuang kecoak laut ini ke sekitar pantai dan dibiarkan begitu saja lho fooders!. Hal ini mengejutkan para peziarah Eropa yang datang ke Massachusetts pada saat itu, dan tanpa pikir panjang mereka menangkap dan melahap laba-laba laut tersebut, dan pada akhirnya mereka berubah menjadi manusia setengah lobster dalam imajinasi mereka. "Oh God! Kumohon apa saja selain lobster!", begitu juga dengan keluhan para narapidana di penjara yang mendapatkan lobster tiga kali sehari.




Pada tahun 1800-an, terdapat rel kereta api yang menghubungkan dataran Amerika Serikat. Jika fooders menjadi salah satu penumpang dari kawasan barat, dihadapan fooders akan dihidangkan lobster segar yang sangat lezat sebagai menu mewah kereta api. Kepolosan penumpang barat ini berhasil membuat citra lobster, yang direkayasa ini, menjadi suatu hidangan mewah yang membuat mereka bisa membayar lebih, "Marvelous! Hidangan ini sangat enak dan mewah! Perfect!". Kesempatan ini diambil dengan menaikkan harga lobster ditengah permintaannya yang meningkat. Lalu masih pada tahun 1800-an, terdapat trend makanan kaleng, dan benar fooders, lobster juga mengambil peran dalam trend ini dan mulai diproduksi menjadi makanan kalengan dan permintaan terhadap salah satu anggota keluarga krustasea ini semakin meningkat. 




Dan pada 1950-an, di Maine, salah satu tempat dimana keberadaan lobster juga sangat berlimpah, mereka mengadakan Maine Lobster Festival pada setiap minggu awal bulan Agustus. Berbagai hidangan lezat berbahan dasar lobster disajikan, seperti Lobster caesar salad, Lobster ravioli, hingga Lobster bakar. Ada salah satu hidangan yang paling menarik perhatian, Lobster Roll, sejenis sandwich yang menggunakan campuran daging lobster, mayonaise, dan air lemon, sebagai isiannya. Apakah fooders pernah coba Lobster Roll ini? Atau mungkin udah pernah buat ya?


Disinilah fooders, harga dari lobster semakin meningkat, karena permintaan dari hewan yang dulunya dihina sebagai kecoak laut dan lambang kemiskinan terus meningkat. Wah fooders, sayang sekali ya orang-orang sudah menyadari begitu lezatnya rasa manis alami dari daging lobster, jadinya sekarang lobster lumayan mahal deh. Tapi jika harus membayar lebih untuk satu hidangan utama, seekor lobster dengan kulit merah matang yang masih beruap dan terdapat harum mentega serta sedikit perasan lemon, disajikan di atas piring mewah dan dimakan menggunakan pisau dan garpu, fooders tidak keberatan untuk membayar mahal kan?


Sumber :

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/11/174922969/lobster-dari-makanan-penjara-sampai-hidangan-orang-kaya

Komentar