RESUME 2
Manajemen di Era Perubahan Drastis
Perubahan menjadi resiko utama dalam sebuah bisnis, seperti ketika adanya perubahan dalam minat konsumen dapat membuat perusahaan dituntut untuk mengikuti perubahan selera konsumen tersebut, seperti beberapa aplikasi online, yang menggunakan internet, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari untuk mempermudah konsumen dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari atau sebatas kebutuhan tersier secara online dengan sangat mudah karena tidak perlu datang ke toko secara langsung, begiru juga dengan pembayaran yang dapat dilakukan secara virtual. Kemudahan inilah yang membuat perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan kesempatan yang ada melalui digitalisasi untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Selain itu, pilihan untuk membuka toko virtual lebih efektif dan memakan biaya yang lebih sedikit dibandingkan toko fisik yang cenderung mengeluarkan biaya yang banyak karena adanya biaya untuk keperluan sewa, listrik, dan lain-lain.
Perubahan-perubahan ini di dukung oleh adanya kemajuan telekomunikasi dan IPTEK yang membuat dunia seolah-olah mengecil karena kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan mudah tanpa perlu mendatangi secara langsung tempat dengan sesuatu yang kita inginkan. Selain kemajuan IPTEK, perubahan pada era Turbulent Times juga terjadi karena beberapa faktor, yaitu adanya Diversity of Workers, atau keberagaman pekerja, ketika perusahaan sebesar yang sudah berada di pasar internasional, membuka cabang perusahaan di negara lain, maka mereka memerlukan sumber daya manusia lebih dan yang berasal dari negara tempat mereka membuka cabang untuk memudahkan kegiatan operasional, dengan begitu akan ada perbedaan latar belakang dari setiap pekerja yang berasal dari dua negara yang berbeda atau lebih, tidak hanya perusahaan internasional, keragaman antar daerah juga akan ditemukan dalam perusahaan nasional. Perbedaan kebudayaan tersebut perlu dijadikan acuan dalam berperilaku di lingkungan pekerjaan, sikap saling memahami dan menghargai sangat diperlukan untuk menghindari konflik budaya di lingkungan pekerjaan karena adanya suatu perilaku, perkataan, atau hal-hal yang memiliki perbedaan nilai, perspektif, dan ekspetasi yang berbeda dari setiap budaya masing-masing pekerja.
Selanjutnya yaitu Public Consciousness, kesadaran publik, contohnya seperti adanya larangan pemakaian plastik dalam rangka menjaga kesehatan bumi, kebijakan tersebut membuat perusahaan harus mengikuti dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh publik, seperti kantong belanja ramah lingkungan yang disediakan oleh supermarket sebagai bentuk keikutsertaan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, atau dengan tidak melakukan eksploitasi sumber daya alam hanya untuk kepentingan perusahaan. Selain itu juga adanya social responsible oleh perusahaan melalui hal-hal yang dapat membantu lingkungan seperti ikut membiayai pembangunan jalan rusak, memberikan beasiswa, dan lain-lain sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat.
Global Marketplace juga merupakan penyebab adanya perubahan manajemen di era Turbulent Times, sebab produk yang memalukan pemasaran secara online, sudah dapat disebut produk yang masuk kedalam pasar internasional karena tidak hanya konsumen domestik yang dapat melihat dan membeli produk tersebut, melainkan platform pemasaran online tersebut dapat diakses oleh seluruh konsumen dari berbagai negara, dan mereka dapat membeli produk tersebut tanpa perlu berkunjung secara langsung ke toko.
Lalu ada Community on Stakeholders, yaitu masyarakat yang memiliki kepentingan dan menggunakan informasi dari organisasi atau suatu perusahaan terkait, supplier, konsumen, karyawan, pemerintah, anggota masyarakat sekitar, dapat menjadi faktor perubahan karena perusahaan perlu memperhatikan tujuan dari para stakeholder terhadap profit perusahaan, sehingga harus adanya perubahan terus-menerus yang dapat memajukan perusahaan, sehingga dividen untuk para stakeholder dapata terpenuhi. Selain itu juga perlu membangun hubungan baik dengan para stakeholder, terutama dengan para konsumen yang selalu mengalami perubahan selera dan menuntut perusahaan untuk menyesuaikan produk terhadap selera konsumen tersebut. Dan dapat disimpulkan jika konsep manajemen pada masa sekarang sudah berubah dari konsep awal pertama kali manajemen di temukan, karena sudah banyak perbedaan-perbedaan yang di sebabkan oleh adanya kemajuan IPTEK, keberagaman, kesadaran publik, pasar internasional, dan meningkatnya ekspektasi para stakeholders terhadap suatu perusahaan.
Manager perlu mengubah cara pandang agar dapat mengendalikan suatu perubahan dengan berkerja dengan lebih efisien, yaitu berkerja dengan hasil maksimal namun dengan sumber daya yang sedikit, selain itu juga perlu melibatkan seluruh karyawan, melihat perubahan merupakan sesuatu yang normal dan harus dihadapi, serta membangun kerjasama yang baik antar pegawai dengan nilai dan visi yang lebih kuat. Agar tercipta suatu organisasi yang berjalan dengan baik, karena seperti yang diketahui jika tidak ada organisasi yang bisa langsung sukses, perlu adanya manajemen yang baik membuat suatu perusahaan atau organisasi tersebut sukses
Manajemen sendiri berguna untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan secara efisien dan efektif melalui fungsi-fungsi manajemen itu sendiri yang terdiri dari planning, organizing, leading, dan controlling, dan fungsi-fungsi tersebut akan terus berulang sejalannya waktu dan ketika suatu perusahaan memulai lembaran baru di setiap tahunnya. Manajer harus memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk melakukan planning, organizing, leading, dan controlling, secara efisien dan efektif. Planning berguna untuk merencanakan tujuan, menyusun pekerjaan apa yang akan dilakukan dan sumber daya apa saja yang dibutuhkan. fungsi Organizing adalah untuk mengatur jalannya pekerjaan sesuai dengan perencanaan dengan melihat output berupa ketercapaian tujuan, kualitas produk dan jasa, tingkat efektivitas dan efisiensi. Memotivasi para karyawan untuk memiliki kinerja yang baik adalah fungsi dari Leading. Fungsi manajemen yang terakhir yaitu Controlling, memonitor pekerjaan karyawan, dan mengevaluasi dengan melihat apakah perusahaan sudah memanfaatkan sumber daya yang ada, serta apakah tujuan perusahaan sudah tercapai sesuai dengan perencanaan awal atau tidak.
Tipe-tipe manager yang diperlukan oleh sebuah perusahaan, secara vertikal yaitu ada Top Managers, yaitu manager yang memerlukan kemampuan konseptual yang tinggi. Selanjutnya Middle Managers, yaitu manager yang memerlukan kemampuan kemanusiaan yang lebih besar dibandingkan kemampuan konseptual dan tekniknya. Dan ada First line Managers, yaitu manager yang memerlukan kemampuan teknis yang lebih tinggi dibandingkan top dan middle managers. Yang terakhir adalah Non Managers, yaitu para staff perusahaan atau organisasi. Dan secara horizontal, tipe-tipe manager dibagi menjadi, yang pertama adalah Functional Managers, yaitu manager yang menangani tugas-tugas dari divisi tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing, seperti manajer advertising, sales, finance, human resources, manufacturing, dan accounting. Dan yang kedua adalah General Manager yang bertanggung jawab atas beberapa divisi dengan fungsi yang berbeda agar memiliki kesinambungan antar divisinya, seperti project managers yang membawahi beberapa divisi.
Menjadi seorang manager, terdapat beberapa aktifitas dan peran, aktifitas yang dilakukan manager sangat banyak sehingga memerlukan kemampuan untuk melakukan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu yang bersamaan atau biasa disebut dengan multitasking. Selain itu ada 3 kategori peran yang dilakukan oleh seorang manager, yaitu kategori yang pertama adalah Informational, mencakup peran monitor, disseminator, dan spokesperson. Kategori kedua yaitu Interpersonal yang mencakup peran figurehead, leader, dan liaison. Dan kategori yang ketiga atau terakhir adalah Decisional yang mencakup peran entrepreneur, disturbance handler, resource allocator, dan negotiator. Dan dalam memanajemen organisasi profit dan non-profit terdapat perbedaan peran yang akan dimiliki oleh seorang manager tergantung tujuan dari organisasi itu sendiri, hal itu dikarenakan antara organisasi profit dan non-profit memiliki sumber finansial yang berbeda, begitu juga dengan keuntungan maupun kerugian setiap organisasi yang tidak selamanya stabil.
Dan pada zaman sekarang, karakteristik dan kekuatan organisasi manajemen sudah berbeda karena adanya digitalisasi dan kemajuan IPTEK yang tidak bisa di hentikan, sumber daya perusahaan yang semakin beragam, pekerjaan yang bersifat flexible karena dapat dilakukan dimana saja secara virtual, dan para sumber daya manusia dituntut untuk memiliki kemampuan baru yang dapat menunjang, terutama bagi pekerjaan-pekerjaan di era digitalisasi yang menuntut pekerja nya melek teknologi. Teknologi juga melahirkan adanya bisnis digital yang telah menjadi standar pasar global, dengan penggunaan internet yang membuat pasar semakin luas membuat perusahaan atau organisasi memiliki jangkauan yang lebih luas juga, tetapi akan terjadi perubahan nilai yang begitu cepat karena adanya pengaruh dari luar perusahaan dan organisasi yang bisa menyebabkan konflik atau krisis jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan kompetensi manajemen yang dapat mempertahankan suatu perusahaan atau organisasi dalam Turbulent Times yang penuh guncangan, antara lain kemampuan memimpin yang lebih menyebar untuk dapat berpengaruh ke setiap elemen perusahaan, dapat memberdayakan sumber daya manusia dengan optimal, lebih fokus untuk membangun hubungan dengan para konsumen dan karyawan perusahaan yang bersifat kolaboratif, bisa bekerja sama dalam sebuah tim secara efisien, serta mempelajari lebih dalam mengenai ilmu organisasi.
Komentar
Posting Komentar